Selasa, 03 April 2012

Pengendalian Keuangan

PENGENDALIAN KEUANGAN
1.      Pentingnya Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah sebuah subjek yang sangat menarik saat kit mendekati abad ke-21. Radio dan Televisi menyajikan cerita-cerita yang dramatis tentang pertumbuhan dan penurunan perusahaan-perusahaan, pengambilalihan perusahaan, dan berbagai jenis restrukturasi perusahaan. Untuk dapat memahami perkembangan ini dan untuk ikut serta didalamnya secara efektif diperlukan pengetahuan mengenai prinsip keuangan.
Pentingnya prinsip keuangan ini digaris bawahi dengan adanya perkembangan dramatis yang terjadi dalam pasar keuangan.
2.      Fungsi Keuangan
Tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan perhitungan biaya. Dalam menjalankan fungsinya, manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan itu sendiri.
Fungsi keuangan dalam organisasi biasanya dipisahkan menjadi dua jabatan, yaitu bendahara dan administrasi pembukuan atau akuntansi(kontroler).
3.      Definisi Pengendalian Keuangan
a.       Umpan Balik Mekanikal vs Respon Perilaku
Definisi pengendalian telah didasarkan pada konsep “kepercayaan” dan “kemungkinan”. Para manajer membutuhkan suatu keyakinan tentang cara dunia mereka bekerja dan dampak-dampak yang mereka harapkan dari suatu inisiatif dipilih. Bagaimanapun, para manajer secara khusus memiliki peluang untuk dapat mendeteksi hasil-hasil keperilakuan.
b.      Perluasan Konsep-konsep Tradisional
Konsep-konsep pengendalian tradisional dalam akuntansi sering kali berarti bahwa hasil dari informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Dalam pendekatan perilaku, menghasilkan informasi bukanlah akhir dari keterlibatan akuntan, sehingga informasi dapat dipandang sebagai suatu intermediasi dari langkah akhir.
Tujuan pengendalian didasari oleh keinginan untuk memilih suatu inisiatif yang akan mengubah kemungkinan pencapaian hasil keperilakuan yang diharapkan.
4.      Pengendalian Terpadu
a.       Perencanaan
Proses perencanaan dalam organisasi juga ditandai dengan istilah perilaku penetapan tujuan. Aspek-aspek terpenting dari proses penetapan tujuan adalah mengenai dasar dari organisasi dan komunikasi. Proses perencanaan akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan pengendalian seperti: Bagaimana divisi-divisi diidentifikasikan? Apa yang digunakan untuk menyusun pertanggung jawaban? Bagaimana departemen-departemen akan diinstruksikan dan akuntansi apa yang akan  digunakan untuk masalah-masalah transfer atau transaksi antar departemen.
b.      Umpan Balik
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang disusun dari komunikasi nonverbal. Komunikasi tersebut secara rutin dihasilkan dari statistic yang ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan. Evaluasi ini akan mempengaruhi distribusi kompensasi, pemberian sanksi, dan perubahan atas proses perencanaan serta operasi sebagai akibat dari umpan balik.
c.       Interaksi Pengendalian
Saling keterkaitan diantara sub-sistem pengendalianjuga memegang peranan penting atas hasil yang kurang memuaskan. Logikanya, perencanaan lebih dahulu ada dibandingkan dengan operasi dan ukuran umpan balik berasal dari rencana-rencana operasi serta tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Hal yang berbeda juga dapat terjadi antara perencanaan dan umpan balik. Proses perencanaan dapat dipengaruhi secara mendalam oleh dampak-dampak umpan balik.
5.      Faktor-faktor Kontekstual
Proses dalam mengidentifikasikan faktor-faktor kontekstual yang penting merupakan subjek tertinggi dan sangat temporer, seperti apakah pendapat seseorang manajer lebih penting dibandingkan dengan pendapat manajer lain? Semua daftar dari faktor-faktor kontekstual kritis merupakan subjek untuk melakukan perbaikan secara keseluruhan.
a.       Ukuran
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluan dan suatu hambatan. Ukuran dipandang sebagai peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat ekonomidan buka sebagai strategi pengendalian. Ukuran dapat menjadi suatu hambatan jika pertumbuhan ekonomi menyebabkan terjadinya eliminasi tehadap strategi pengendalian.
b.      Stabilitas Lingkungan
Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dari desain pengendalian dalam lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dalam lingkungan eksogen dapat dinilai dari gerakan yang secara eksternal menghasilkan produk-produk yang memerlukan satu tanggapan.
c.       Motif Keuangan
Keberadaan dari motif keuangan tentunya bukanlah penghalang untuk menggunakan ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada sisi lain, jelas bahwa system pengendalian dan didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran profitabilitas sering kali tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba (nonprofit). Ukuran-ukuran laba adalah penting dan meskipun sulit dapat menjadi indicator dari keberhasilan.
d.      Faktor-faktor Proses
Suatu faktor proses penting dalam pegendalian biaya-biaya yang tidak dapat dihindari dan biaya-biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variable. Strategi pengendalian biaya untuk proses strategi biaya variable sering kali berbeda dalam hal substansi dengan startegi pengendalian biaya yang disesuaikan, seperti aplikasi biaya tetap.
6.      Pertimbangan-pertimbangan Rancangan
a.       Antisipasi terhadap Konsekuensi Logis
Antisipasi terhadap konsekuensi logis merupakan komponen-komponen inti dalam mendesain pengendalian. Kondisi ini merupakan hal yang penting bagi seorang manajer keuangan yang terbiasa untuk membuat pertimbangan berdasarkan pada apakah hasil itu adalah baik atau buruk.
b.      Relevansi dengan Teori Agensi
Teori agensi menyangkut persoalan “biaya” dimana suati pendelegasian dengan asumsi keputusan-keputusan tertentu bersifat tidak jelas atau dipengaruhi secara bersama-sama agar menjadi tidak nyata.
c.       Pengelolaan Perubahan
Pengelolaan perubahan adalah sesuat yang penting dalam menentukan rancangan-rancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan pengendalian untuk mencapai tujuan-tujuan yang sering kali dihadapkan pada satu atau lebih dilemma bisnis.
7.      Pengendalian dalam Era Pemberdayaan
Untuk melindungi perusahaannya, para manajer senior didorong untuk mendefinisikan ulang bagaimana mereka melaksanakan tugas-tugas mereka dan bagaimana mereka yakin bahwa bawahan dengan bakat kewirausahaan tidak membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.
a.       System Pengendalian Diagnostik
Salah satu tujuan utama system pengendalian diagnostic adalah bertujuan untuk menghilangkan beban manajer terhadap pengawasan yang konstan. Sekali tujuan ditetapkan, penghargaan akan didasarkan pada tujuan tersebut.
b.      System Kepercayaan
Perusahaan menggunakan system kepercayaan selama bertahun-tahun dalam upayanya untuk menegaskan nilai-nilai dan arah yang diinginkan oleh para manajer yang diterapkan oleh karyawannya.
c.       System Batasan
System ini didasarkan pada prinsip manajemen yang sederhana namun mendasar, yang dapat disebut sebagai kekuatan pemikiran negative.
d.      System Pengendalian Interaktif
System pengendalian interaktif merupakan system informasi formal yang digunakan oleh para manajer untuk melibatkan diri secara terus menerus dan secara personal dalam keputusan bawahan.
e.       Penyeimbangan Pemberdayaan dan Pengendalian
Para manajer senior yang mengatur arah dan strategi perusahaan secara keseluruhan memastikan bahwa mereka memiliki cukup pengendalian atas operasinya yang luas dengan menggunakan seluruh unsure pengendalian. Untuk mengkomunikasikan nilai inti, mereka mengandalkan system kepercayaan.


Konsep Keperilakuan Psikologi dan Psikologi Sosial

BAB III
Konsep Keperilakuan Psikologi dan Psikologi Sosial
A.    Sikap
Sikap adalah suatu hal yang mempelajari seluruh tendensi tindakan, baik yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan, tujuan manusia, objek, gagasan, atau situasi.
            Sikap bukanlah perilaku, namun sikap menghadirkan suatu kesiapsiagaan untuk tindakan yang mengarah pada perilaku. Oleh karena itu sikap merupakan wahana dalam membimbing perilaku. Sikap tidak sama dengan nilai, tetapi keduanya saling berhubungan.
·         Komponen sikap
Sikap disusun oleh komponen teori, emosional, dan perilaku. Komponen teori terdiri atas gagasan, persepsi, dan kepercayaan seseorang mengenai penolakan sikap. Komponen emosional atau afektif mengacu pada perasaan seseorang yang mengarah pada objek sikap, sedangkan komponen perilaku mengacu pada bagaimana satu kekuatan bereaksi terhadap objek sikap.
·         Fungsi sikap
Sikap memiliki empat fungsi utama :
o   Pemahaman
o   Kebutuhan akan kepuasan
o   Defensive ego, dan
o   Ungkapan nilai.
·         Sikap dan konsistensi
Umumnya riset telah menyimpulkan bahwa orang-orang mengusahakan konsistensi antara sikap-sikapnya serta antara sikap dan perilakunya. Ini berarti bahwa individu-individu berusaha untuk menghubungkan sikap-sikap mereka sehingga mereka keliahatan rasional dan konsisten.
·         Formasi sikap dan perubahan
Sikap dibentuk berdasarkan karakter faktor psikologis, faktor pribadi, dan faktor sosial. Faktor psikologis dan faktor genetic dapat menciptakan suatu kecenderungan yang mengarah peda pengembangan sikap tertentu.
B.     Beberapa Teori Terkait dengan Sikap
·         Teori perubahan sikap
Perlu diingat bahwa sikap dapat berubah tanpa tanpa dibentuk. Misalnya saja, jika seseorang terpapar informasi baru mengenai suatu objek, perubahan sikap dapat saja dihasilkan.
·         Teori pertimbangan sosial
Teori prtimbangan sosial ini merupakan suatau hasil perubahan mengenai bagaimana orang-orang merasa menjadi suatu objek dan bukannya hasil perubahan dalam mempercayai suatu objek.
·         Konsistensi dan teori perselisihan
Teori ini menekankan pada pentingnya kepercayaan dan gagasan masyarakat. Teori ini memandang perubahan sikap sebagai hal yang masuk akal dan merupakan proses yang mencerminkan orang-orang yang dibuat untuk menyadari inkonsistensi antara sikap dan perilaku mereka, sehingga mereka termotivasi untuk mengoreksi inkonsistensi tersebut dengan mengubah sikap maupun perilakunya kearah yang lebih baik.
·         Teori disonansi kognitif
Leon Festinger pada tahun 1950-an mengemukakan teori disonansi kognitif. Teori ini menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku. Disonansi dalam hal ini berarti adanya sesuatu inkonsistensi. Disonansi kognitif mengacu pada setiap inkonsistensi yang dipersepsikan oleh seseorang terhadap dua atau lebih sikapnya, atau terhadap perilaku dengan sikapnya.
·         Teori persepsi diri
Teori persepsi diri ini menganggap bahwa orang-orang mengembangkan sikap berdasarkan bagaimana mereka mengamati dan menginprestasikan perilaku mereka sendiri.
·         Teori motivasi dan aplikasi
Terdapat keyakinan bahwa perilaku manusia ditimbulkan oleh adanya motivasi. Dengan demikian, ada sesuatu yang mendorong (memotivasi) seseorang untuk berbuat sesuatu.
·         Teori motivasi awal
Tiga teori spesifik dirumuskan selama kurun waktu ini, meskipun diserang dengan keras dan saat ini validitasnya dipertanyakan. Ketiga teori ini adalah hierarki (anak tangga) kebutuhan, teori x dan y, teori motivasi hygiene.
·         Teori prestasi
Dalam riset, McClelland menemukan bahwa uang tidak begitu penting peranannya dalam meningkatkan prestasi kerja bagi mereka yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi. Orang yang memeiliki kebutuhanprestasi yang rendah tidak akan berprestasi baik dengam maupun tanpa insentif keuangan.
·         Teori motivasi
Faktor moyivasi meliputi prestasi, pengakuan, tantangan  pekerjaan, promosi, dan tanggung jawab.
·         Teori keadilan
Teori keadilan secara umum merupakan bentuk dasar dari konsep pertukaran hubungan sosial.
·         Teori ERG (existence, relatedness, growth)
Menganggap bahw kebutuhan manusia memiliki tiga hierarki kebutuhan, yaitu kebutuhan akan eksistensi, keterikatan, dan pertumbuhan.
·         Teori harapan
Ide dasar teori ini adalah bahwa motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan akan diperoleh seseorang sebagai akibat dari tindakannya.
·         Teori penguatan
Teori ini mengemukakan bahwa perilaku merupakan fungsi dari akibat yang berkaitan dengan perilaku tersebut.
·         Teori penetapan tujuan
Kkonsep dasar dari teori ini adalah bahwa karyawan yang mwmahami tujuan akan terpengaruh perilaku kerjanya.
·         Teori atribusi
Teori ini diterapkan dengan menggunakan variable tempat pengendalian.
·         Teori agensi
Teori ini mendasarkan pada teori ekonomi. Dari sudut pandang teori agensi, principal membawahi agen untuk melaksanakan kinerja yang efisien.
·         Pendekatan dyadic
Pendekatan tersebut menyatakan bahwa ada dua pihak, yaitu atasan dan bawahan, yang berperan dalam proses evaluasi kerja.
C.     Persepsi
Persepai adalah bagaimana orang-orang melihat atau menginterprestasikan peristiwa, objek, serta manusia. Orang-orang bertindak atas dasar persepai mereka dengan mengabaikan apakah persepsi itu mencerminkan kenyataan yang sebenarnya.
·         Rangsangan fisik vs kecenderungan individu
Rangsangan fisik adalah input yang berhubungan dengan perasaan seperti penglihatan dan sentuhan. Kecenderungan individu meliputi alasan, kebutuhan, sikap, pelajaran dari masa lalu, dan harapan.
·         Pilihan, organisasi dan penafsiran rangsangan
Persepsi sebagaimana tersebut diatas, adalah proses dalam pemilihan, pengorganisasian, dan penginterprestaian rangsangan.
·         Keterkaitan persepsi bagi para akuntan
Dalam pengambilan keputusan karyawan, para menejer harus sensitive terhadap kemungkinan bahwa keputusan mereka menjadi bias dalam hubungannya dengan kesan pertama.
·         Persepsi orang: membuat penilaian mengenai orng lain
Ada tiga fktor penentuannya yaitu, kekhusuan, konsesnsus, konsistensi.
D.    Nilai
Nilai secara mendasar dinyatakan sebagai “suatu modus perilaku atau keadaan akhir dan eksistensi yang khas dan lebih disukai secara pribadi atau sosial bila dibandingkan dengan suatu modus perilaku atau keadaan akhir yang berlawanan.”
·         Arti penting nilai
Nilai dinyatakan penting karena nilai meletakkan dasar untuk memahami sikap serta motivasi, dank arena nilai mempengaruhi persepsi manusia.
·         Nilai dan dilemma etika
Kesempatan dapat dilihat sebagai suatu standar etika yang diharapkan, dimana dapat dilihat setiap perubahan perilaku didala organisasi profesi itu sendiri serta setiap perubahan perilaku yang diharapkan dari yang lainnya
E.     Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses dimana perilaku baru diperlukan. Pembelajaran terjadi sebagai hasil dari motivasi, pengalaman, dan pengulangan dalam merespon situasi.
·         Pengondisian keadaan klasik
Pengondisian klasik dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa dongeng-dongeng dan cerita-cerita rakyat sering membawa kenangan yang menyenagkan dari masa kanak-kanak.
·         Pengondisian operant
Pengondisian operant menyatakan bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari konsekuensi-konsekuensi.
·         Pembelajaran sosial
Teori ini mengakui eksistensi pembelajaran observasional dan pentingnya persepsi dalam belajar.
F.      Kepribadian
Kepribadian adalah inti sari dari perbedaan individu. Kepribadian cenderung bersifat konsisten dan kronis.
·         Penentu kepribadian
Kepribadian seorang dewasa umumnya dianggap terbentuk dari :
o   Keturunan
o   Lingkungan
o   Situasi



Tinjauan Terhadap Ilmu Keperilakuan

BAB II
Tinjauan terhadap ilmu Keperilakuan: Dalam Prespektif Akuntansi
A.    Mengapa mempertimbangkan aspek keperilakuan pada akuntansi
Akuntansi adalah Tentang Manusia
Berdasarkan pemikiran perilaku, manusia dan faktor social secara jelas di desain dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh system akuntasi. Belum perah ada sudut pandang semacam itu, dan para akuntan belum pernah mengoperasikan perilaku kepada suatu yang vakum. Para akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa asumsi mengenai bagaimana mereka membuat orang termotivasi, bagaimana mereka menginterprestasikan dan menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana system akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan memengaruhi organisasi. Jika akuntan berhubungan dengan efektifitas dan prosedur perusahaan secara luas, maka mereka juga selayaknya memonitor ketepatan asumsi yang bersifat kontradiktif terhadap apa yang mereka lihat dan realitas perusahaan.
Akuntansi adalah Tindakan
Dalam organisasi, semua anggotanya mempunyai peran yang harus dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota tersebut terhadap pencapaian tujuan. Rasa tanggug jawab tersebut pada sebagian organisasi dihargai dalam bentuk penghargaan tertentu. Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitatif juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab organisasi dalam memenuhi keinginannya untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Peran anggota organisasi sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan.
B.     Dimensi Akuntansi Keperilakuan
Lingkup Akuntansi Keperilakuan
Ruang lingkup akuntansi keperilakuan sungguh luas, yang meliputinya antara lain :
1.      Aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan kostruksi system akuntansi.
2.      Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi.
3.      Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam pengambilan keputusan.
4.      Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku pemakai data.
5.      Pengembangan strategi untuk memotivasi dan memengaruhi perilaku, cita-cita, serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan organisasi.
Akuntansi Keperilakuan: Perluasan Logis dari Peran Akuntansi Tadisional
Sejak meningkatnya jumlah orang yang telah memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dan social dari akuntansi belakngan ini, terdapat suatu kecendrungan untuk memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang lebih substansial. Prespektif perilaku menurut pandangan ini telah dipenuhi dengan baik sehingga membuat system akuntansi yang lebih dapat dicerna dan lebih bisa diterima oleh para menejer dan karyawan. Pelayanan akuntansi mungkin juga telah sampai pada puncak permasalahan yang rumit dan gagasan akuntansi dapat muncul dari beberapa nilai yang ada. Tetapi, pertimbangan social dan perilaku tidak berarti mengubah resep dari tugas akuntansi secara radikal. Para akuntan dalam perusahaan serta masyarakat akademis, menrut pandangan popular ini, mulai mengembangkan prespektif mereka sendiri dalam mendekati beberapa pengertian yang mendalam mengenai pemahaman atas perilaku manusia pada orgaisasi.
C.     Lingkup dan Sasaran Hasil Ilmu Keperilakuan
Ilmu keperilakuan adalah bagian dari ilmu social manusia. Ilmu social meliputi disiplin ilmu antropologi, ekonomi, sejarah, politik, psikologi, dan sosiologi. Ilmu keperilakuan meliputi psikologi dan sosiologi, aspek ekonomi keperilakuan dan ilmu pengetahuan politik, serta aspek sntropologi keperilakuan. Beberapa jurnal telah menerbitkan artikel yang didasarkan pada metode riset keperilakuan, pengembangan teori, aplikasi praktik, dan uraian perilaku manusia dalam berbagai pengaturan. Terdapat banyak temuan-temuan riset dari para ilmuwan setiap tahunnya mengenai perkembangan literature ilmu keperilakuan.
D.    Lingkup dan Sasaran Hasil dari Akuntasi keperilakuan
Para akuntan keperilakuan memusatkan perhatian mereka pada hubungan antara perilaku dan system akuntansi. Mereka menyadari bahwa proses akuntansi melibatkan ringkasan dari sejumlah kejadian ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku manusia dan akuntansi itu sendiri, serta dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku, yang pada gilirannya secara bersama-sama akan menentukan semua keberhasilan peristiwa ekonomi.
E.     Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan
Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan akuntansi. Para akuntan keperilakuan bertanya-tanya mengenai apa pengaruh dari mengejakan proses akuntansi ketika individu dan perilaku dikumpulkan, dan apa pengaruh perilaku manusia berdasarkan proses akuntansi? Para akuntan keperilakuan juga merasa tertarik untuk melihat bagaimana keperilakuan dapat memengaruhi perubahan atas cara akuntansi dapat digunakan lebih efektif untuk membantu individu dan organisasi dalam mencapai tujuannya.
F.      Prespektif Berdasarkan Perilaku Manusia: Psikologi, sosiologi, dan Psikologi Sosial
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha untuk mengukur, menjelaskan, dan terkadang untukmengubah perilaku manusia. Para psikologi memperhatikan, mempelajari, dan berupaya untuk memahami perilaku individual.
Sedangkan sosiologi mempelajari orang-orang dalam hubungannya sesame manusia. Secara spesifik, sosiologi telah memberikan kontribusi yang besar pada perilaku organisasi melalui studi mereka terhadap perilaku kelompok dalam organisasi, terutama organisasi yang formal dan relative rumit.
Psikologi social adalah suatu bidang kajian didalam psikologi, tetapi memadukan konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi. Psikologi social memfokuskan pada pengaruh satu-satu tehadap orang lain.
G.    Beberapa Hal Penting dalam Perilaku Organisasi
·         Teori peran
Peran merupakan komponen perilaku nyata yang disebut norma. Norma-norma adalah harapan dan kebutuhan perilaku yang sesuai untuk suatu peranan tertentu. Tiap-tiap peran berhubungan dengan suatu identitas yang menggambarkan individu dalam hal bagaimana mereka perlu bertindak dalam situasi khusus.
·         Struktur social
Studi keperilakuan manusia yang sistematis bergantung pada dua fakta. Pertama, orang-orang bertindak secara teratur dengan pola yang berulang. Kedua, orang-orang tidak mengisolasikan bentuk, tetapi mereka saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
·         Budaya
Budaya merupakan satu titik pandang yang pada saat yang bersamaan dijadikan jalan hidup oleh suatu masyarakat. Tidak terdapat masyarakat tanpa suatu budaya, dan budaya tidak ada diluar suatu masyarakat.
·         Komitmen organisasi
Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaanya dalam organisasi itu.
·         Konflik peran
Konflik peran merupakan suatu merupakan suatu gejala psikologis yang dialami oleh anggota organisasi, yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan berpotensi untuk menurunkan motivasi kerja.
·         Konflik kepentingan
Konflik kepentingan terbagi 2, yaitu konflik kepentingan pekerja dan konflik kepentingan keluarga yang sangat merugikan karyawan dan perusahaan dan memberikan pengaruh negatif terhadap kinerja karyawan.
·         Pemberdayaan karyawan
Pemberdayaan karyawan dilakukan untuk :
a.       Meningkatkan motivasi guna mengurangi kesalahan dan mendorong karyawan untuk bertanggungjawab.
b.      Meningkatkan dan mengembangkan kreativitas dan inovasi
c.       Mendorong peningkatan kualitas produk dan jasa
d.      Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mendekatkan karyawan terhadap pelanggan, sehingga karyawan dapat melayani dengan lebih baik.
e.       Meningkatkan kesetiaan dan mengurangi tingkat kemangkiran
f.       Mendorong kerja sama yang lebih baik
g.      Mengurangi tugas pengawasan dari manajemen menengah dalam pekerjaan operasional sehari-hari
h.      Menyiapkan karyawan untuk berkembang dan menghadapi perubahan