Kamis, 29 Desember 2011

ANALISIS RASIO DAN MASA RESESI


ANALISIS RASIO
            Analisis rasio dapat digunakan untuk menyusun anggaran dengan cara menetapkan rasio keuangan yang ideal. Pada bahasan pokok ini dikemukakan pengertian rasio keuangan dan ilustrasi penganggaran berdasarkan rasio keuangan.
1.      Pengertian rasio keuangan
Rasio keuangan adalah rasio yang membandingkan secara vertikan maupun horizontal dari pos yang terdapat dalam persentase, kali,dan absolute.
Rasio historis adalah rasio keuangan dari perusahaan itu sendiri yang dianggap paling baik dimasa lalu untuk digunakan sebagai rasio pembanding atau rasio ideal dimasa mendatang.
2.      Ilustrasi penyusunan anggaran dengan menggunakan rasio keuangan
Misalnya PT Iqra mengiginkan rasio keuangan yang ideal periode tahun 2010 sebagai berikut :
Rasio utang dan modal  = 30%
Rasio cepat = 100%
Perputaran asset = 0,839161 kali
Periode pengumpulan piutang = 30 hari
Margin laba kotor = 40%
Perputaran sediaan produk jadi = 8 kali
Perputaran sediaan produk dalam proses = 10 kali
Perputaran sediaan bahan baku = 8 kali
Rasio utang jangka panjang dengan modal = 10%
Biaya bahan baku                                Rp 30.000
Biaya tenaga kerja langsung               Rp 40.000
Saham biasa                                        Rp 100.000
Laba ditahan                                       Rp 10.000
Sediaan produk jadi awal                   Rp 5.000
Sediaan produk dalam proses awal     Rp 4.000


Dari data diatas dibuat perhitungan untuk penyusunan anggaran sebagai berikut :
a.       Rasio utang terhadap kekayaan bersih = utang / (saham biasa + laba ditahan)
         Utang = 30% x (Rp 100.000 + Rp 10.000)
                   = Rp 33.000
b.      Total pasiva = utang + modal = total asset
                    = Rp 33.000 + Rp 100.000 + Rp 10.000
                    = Rp 143.000
c.       Rasio utang jangka panjang dengan modal = utang jangka panjang / modal = 100%
Utang jangka panjang                                  = 10% (Rp 100.000 + Rp 10.000)
                                                                     = Rp 11.000
Utang jangka pendek                                   = Rp 33.000 – Rp 11.000
                                                                     = Rp 22.000
d.      Rasio cepat = (kas + piutang) / utang jangka pendek = 100%
Kas + piutang = 100% x Rp 22.000
                       = Rp 22.000
e.       Perputaran aktiva = jualan / aktiva = 0,839161 kali
Jualan                    = 0,839161 x Rp 143.000
                              = Rp 120.000
f.       Periode pengumpulan piutang = (piutang x 360) / jualan = 30 hari
Piutang                                          = (jualan / 360) x 30 hari
                                                      = (Rp 120.000 / 360) x 30 hari = Rp 10.000
g.      Kas = Rp 22.000 – Rp 10.000
       = Rp 12.000
h.      Margin laba kotor              = (jualan – HPP) / jualan = 40%
HPP                                   = (100% - 40%) x Rp 120.000
                                          = Rp 72.000
i.        Perputaran sediaan produk jadi    = HPP / sediaan produk jadi = 8 kali
Sediaan produk jadi                     = Rp 72.000 / 8 = Rp 9.000
j.        Perputaran sediaan bahan baku     = biaya bahan baku / sediaan bahan baku = 8 kali
Sediaan bahan baku                      = Rp 30.000 / 8 = Rp 3.750
k.      Harga pokok produk jadi = HPP + sediaan produk jadi akhir – sediaan produk jadi   
   Awal
= Rp 72.000 + Rp 9.000 – Rp 5.000
= Rp 76.000
l.        Perputaran sediaan produk = harga pokok produk jadi / sediaan produk dalam proses
     = 10 kali
Sediaan produk dalam proses = Rp 76.000 / 10 = Rp 7.600
m.    Biaya pabrik          = harga pokok produk jadi + sediaan produk dalam proses akhir –
   Sediaan produk dalam proses awal
= Rp 76.000 + Rp 7.600 – Rp 4.000
= Rp 79.600
n.      Biaya overhead pabrik      = biaya pabrik – (biaya bahan baku + biaya TKL)
= Rp 79.600 – (Rp 30.000 + Rp 40.000)
= Rp 9.600
o.      Aset lancar            = kas + piutang + sediaan produk jadi + sediaan produk dalam
   Proses + sediaan bahan baku
= Rp 12.000 + Rp 10.000 + Rp 9.000 + Rp 7.600 + Rp 3.750
= Rp 42.350
p.      Asset tetap            = asset – asset lancar
= Rp 143.000 – Rp 42.350
= Rp 100.650

Dari data perhitungan tersebut dibuatlah anggaran neraca dan anggaran laba rugi untuk tahun 2010.






PT Iqra
Anggaran neraca (neraca pro forma)
Per 31 desember 2010
ASET
KEWAJIBAN
Asset lancar
Kas ……………………..               12.000
Piutang …………………               10.000
Sediaan produk jadi …...                 9.000
Sediaan produk dalam proses          7.600
Sediaan bahan baku…...                  3.750
Total asset lancar ……..                42.350
Aktiva tetap …………….               100. 650
Utang
Utang jangka pendek ……..          22.000
Utang jangka panjang …….         11.000
Total utang ………………..         33.000
Modal
Modal saham ……………..       100.000
Laba ditahan ……………...         10.000
Total modal ……………….       110.000
TOTAL ASER                               143. 000
TOTAL UTANG DAN MODAL   143.000

PT Iqra
Anggaran laba rugi
Tahun berakhir 31 desember 2010
Keterangan
Rp
1.      Jualan
2.      Biaya bahan baku
3.      Biaya tenaga kerja langsung
4.      Biaya overhead pabrik
+
5.      Biaya pabrik (2+3+4)
6.      Sediaan produk dalam proses awal
+
7.      Biaya produksi (5+6)
8.      Sediaan produk dalam proses akhir
-
9.      Harga pokok produk jadi (7-8)
10.  Sediaan produk jadi awal
+
11. produk siap jual (9+10)
12. Sediaan produk jadi akhir
-
13. Harga pokok jualan (11-12)

14. laba kotor (1-13)
120.000
 30.000
 40.000
  9.600

79.600
  4.000

83.600
  7.600

76.000
  5.000

81.000
  9.000

72.000

48.000

Dari table di atas dapat dihitung rasio berikut ini :
a.       Rasio kas          = kas / aktiva lancar    = Rp 12.000 / Rp 42.350 = 28%
b.      Rasio piutang    = piutang / utang jangka pendek = Rp 10.000 / Rp 22.000= 45%
c.       Rasio lancar = aktiva lancar / utang jangka pendek = Rp42.350/Rp22.000=193%
d.      Struktur keuangan vertical = modal sendiri/utang = Rp 110.000/ Rp 33.000= 333%
e.       Sstruktur keuangan horizontal = modal aktiva/aktiva tetap= Rp110.000/Rp100.650
       = 109 %
Kondosi keuangan PT Iqra berada alam keadaan sehat karena struktur keuangan vertical dan horizontal berada diatas 100%.
  Berdasarkan table-tabel diatas dengan asumsi bahwa beban usaha sebesar Rp 8.000 setahundan pajak hasilan sebesar 10% setahun, dapat diditung :
Laba usaha                    = laba kotor – beban usaha
                                      = Rp 48.000 – Rp 8.000 = Rp 40.000
Laba setelah pajak        = Rp 40.000 – (10% x Rp 48.000)
                                      = Rp 35.200
Rentabilitas ekonomis  = laba usaha / aktiva usaha = Rp 40.000 / Rp 143.000= 28%
Rentabilitas modal sendiri = laa setelah pajak/modal sendiri = Rp 36.000/Rp 110.000
                                                                                                  = 33%
Semakin tinggi tingkat rentabilitas maka semakin baik kondisi keuangan perusahaan.
ANALISIS MASA RESESI
1.      Ilustrasi penyusunan anggaran pada masa resesi
Misalkan perusahaan PT palantingan mempunyai data neraca per 31 desember 2010 yang terdiri atas : kas Rp 2.000, piutang Rp 10.000, sediaan Rp 20.350, asset teta bersih Rp 27.650, utang dagang Rp 8.000, utang deviden Rp 10.000, utang jangka panjang Rp 12.000, modal saham 20.000, serta laa ditahan Rp 10.000.
            Pada tahun 2011 PT palantingan bermaksud mengadakan perluasan perusahaan dengan cara membeli mesin baru seharga Rp 100.000. hal ini dilakukan untuk memperluas daerah pemasaran dan dalam rangka mengungguli persaingan. Direktur PT palantingan telah mengumpulkan informasi dan petunjuk mengenai beberapa hal :
a.       Masa resesi segera dimulai tahun 2012
b.      Lama masa resesi mungkin pada tahun 2012 dan 2013
c.       Jualan pada tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp 300.000, namun pada masa resesi tahun 2012 turun menjadi hanya 70% dari jualan tahun 2011. Sedangkan jualan tahun 2013 turun lagi menjadi hanya 80% dari jualan tahun 2011.
d.      Harga pokok jualan (tidak termasuk depresiasi) berdasarkan pengalaman diperkirakan tahun 2011, 2012,2013 masing-masing sebesar 60%, 70%, dan 65% dari jualan tahun itu.
e.       Sediaan 25% dari harga pokok jualan.
f.       Depresiasi 10% dari nilai asset tetap bersih.
g.      Piutang 15% dari jualan
h.      Utang dagang 20% dari harga pokok jualan.
i.        Beban usaha variable 20% dari jualan.
j.        Beban usaha tetap setahun Rp 15.000 (tidak termasuk depresiasi.
k.      Dividen akan dibayar tiap awal tahun mendatang Rp 10.000
l.        Pajak 10% dibayar tahun mendatang.
m.    Saldo kas awal dan akhir yang diinginkan sebesar Rp 2.000
Dari data tersebut, PT palantingan menyusun anggaran tiap tahun selama 3 tahun seperti anggaran laba rugi, anggaran kas, dan anggaran neraca, sebagai berikut:

PT palantingan
Anggaran laba rugi
Tahun berakhir 31 desember 2011, 2012,2013
Keterangan
2011
2012
2013
1.      Jualan
2.      Harga pokok jualan
3.      Laba kotor (1-2)
4.      Beban usaha
Tetap
Variable
5.      Beban depresiasi
6.      Jumlah beban (4+5)
7.      Laba (rugi) (3-6)
8.      Pajak hasilan 10%
9.      Laba (rugi) bersih (7-8)
10.  Dividen
11.  Laba ditahan (9-10)
Rp. 300.000
Rp 180.000
Rp 120.000

Rp 15.000
Rp 60.000
Rp 12.765
Rp 87.765
Rp 32.235
Rp3.224
Rp 29.011
Rp 10.000
Rp 19.011

Rp 210.000
Rp 147.000
Rp 63.000

Rp 15.000
Rp 42.000
Rp 11.489
Rp 68.489
(Rp 5.489)
Rp          0
(Rp 5.489)
Rp 10.000
(Rp 15.489)
Rp 240.000
Rp 156.000
Rp 84.000

Rp 15.000
Rp 48.000
Rp 10.300
Rp 73.300
Rp 10.700
Rp 521
Rp 10.179
Rp 10.000
Rp 179

PT palantingan
Anggaran kas
Per 31 desember 2011, 2012, 2013
Keterangan
2011
2012
2013
1.      Kas masuk :
Laba sebelum pajak
Depresiasi
Piutang (turun)
Sediaan (turun)
Utang dagang (naik)
Jumlah kas masuk
2.      Kas keluar :
Rugi sebelum pajak
Beli mesin
Dividen
Pajak hasilan
Piutang (naik)
Sediaan (naik)
Utang dagang (turun)
Jumlah kas keluar
3.      Surplus (deficit) (1-2)
4.      Surplus (deficit) (4-3)

Rp 32.235
Rp 12.765


Rp 28.000
Rp 73.000


Rp 100.000
Rp 10.000

Rp 35.000
Rp 24.650

Rp 169.650
(Rp 96.650)
(Rp 96.650)


Rp 11.489
Rp 13.500
Rp 8.250

Rp 33.239

Rp 5.489

Rp 10.000
Rp 3.224


Rp 6.600
Rp 25.313
Rp 7.926
(Rp 88.724)

Rp 10.700
Rp 10.300


Rp 1.800
Rp 22.800



Rp 10.000

Rp 4.500
Rp 2.250

Rp 16.750
Rp 6.050
(Rp 82.674)

PT palantingan
Anggaran neraca
Per 31 desember 2011, 2012, 2013
Keterangan
2011
2012
2013
1.      Asset lancar
Kas
Piutang
Sediaan produk
Jumlah aktiva lancar
2.      Asset tetap bersih
3.      ASET (1+2)
4.      Utang jangka pendek
Utang dagang
Utang pajak
Utang dividen
Jumlah utang jangka pendek
5.      Utang jangka panjang
6.      Jumlah utang (4+5)
7.      Modal sendiri
Modal saham
Laba ditahan
Jumlah modal sendiri
8.      Dana yang diperlukan (deficit kumulatif)
9.      UTANG DAN MODAL (6+7+8)

Rp 2.000
Rp 45.000
Rp 45.000

Rp 2.000
Rp 31.500
Rp 36.750

Rp 2.000
Rp 36.000
Rp 39.000
Rp 92.000
Rp 114.885
Rp 70.250
Rp 103.396
Rp 77.000
Rp 93.096
Rp 206.885
Rp 173.646
Rp 170.096

Rp 36.000
Rp 3.224
Rp 10.000

Rp 29.400

Rp 10.000

Rp 31.200
Rp 521
Rp 10.000
Rp 49.224
Rp 12.000
Rp 39.400
Rp 12.000
Rp 41.721
Rp 12.000
Rp 61.224
Rp 51.400
Rp 53.721

Rp 20.000
Rp 29.011

Rp 20.000
Rp 13.522

Rp 20.000
Rp 13.701
Rp 49.011
Rp 33.522
Rp 33.701
Rp 96.650
Rp 88.724
Rp 82.674
Rp 206.885
Rp 173.646
Rp 170.096