Kamis, 14 Juni 2012

akuntansi sosial


A.    Pendahuluan
Akuntansi sosial disefenisikan sebagai “penyusunan, pengukuran, dan analisis terhadap konsekuensi-konsekuensi sosial dan ekonomi dari perilaku yang berkaitan dengan pemerintah dan wirausahawan”. Dalam hal ini, akuntansi sosial berarti identifikasi, mengukur dan melaporkan hubungan antara bisnis dan lingkungannya. Lingkungan bisnis meliputi sumber daya alam, komunitas dimasa bisnis tersebut beroperasi, orang-orang yang dipekerjakan, pelanggan, pesaing, dan perusahaan serta kelompok lain yang berurusan dengan bisnis tersebut. Prose pelaporan dapat bersifat baik internal maupun eksternal.
Model-model akuntansi dan ekonomi tradisional berfokus pada produksi dan distribusi barang dan jasa kepada masyarakat. Akuntansi sosial memperluas model ini dengan memasukkan dampak-dampak dari aktivitas perusahaan terhadap masyarakat.
B.     Latar Belakang Sejarah
Akuntansi sosial berkepentingan dengan identifikasi dan pengukuran manfaat sosial dan biaya sosial – konsep yang biasanya di abaikan oleh para akuntan tradisional. Untuk memahami perkembangan akuntansi sosial, sesoeorang harus mengetahui bagaimana manfaat dan biaya sosial telah diperlakukan dimasa lalu.
Model akuntansi dasar (baik untuk tujuan keuangan dan manajerial) menggunakan teori ekonomi mikro untuk menentukan apa yang harus dimasukkan atau dikeluarkan dari perhitungan akuntansi.
Dengan menetapkan undang-undang dibidang ini, pemerintah memaksa individu dan para pelaku bisnis untuk menjadi lebih responsive terhadap kebutuhan sosial. Walaupun pelaksanaan undang-undang ini cenderung lemah, fakta bahwa undang-undang tersebut ada dan mengenakan sanksi mendorong kepatuhan. Secara bertahap, undang-undang tersebut telah membawa dampak positif. Terdapat banyak perusahaan yang peka akan lingkungan. Hal ini tampak dari munculnya akun-akun yang terkait dengan kegiatan sosial pada laporan-laporan keuangannya.
C.    Permasalahan Sosial Indonesia
Jika dilihat dari kondisi Indonesia pada saat ini, krisis yang berkepanjangan telah menempatkan bangsa ini pada krisis multi-dimensi yang mencakup hamper seluruh aspek kehidupan. Jika dilihat secara lebih seksama dari sudut pandang aspek ekonomi, sendi-sendi perekonomian (investasi, produksi, dan distribusi) lumpuh sehingga menimbulkan kebangkrutan dunia usaha, meningkatnya jumlah pengangguran, menurunnya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, dan pada akhirnya bermuara pada meningkatnya angka jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan.
Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia mengakibatkan timbulnya berbagai hal yang tidak pasti, sehingga indicator-indikator ekonomi seperti tingkat suku bunga, laju inflasi, fluktuasi nilai tukar rupiah, indeks harga saham gabungan, dan sebagainya sangat rentan terhadap masalah-masalah sosial. Hal ini membuktikan bahwa aspek sosial dan aspek politik dapat mengundang dua sentiment pasar yang bermuara pada instabilitas ekonom
D.    Tanggapan Perusahaan
Sebelum tahun 1960-an, beberapa perusahaan telah dianggap sebagai “warga Negara yang baik”. Perusahaan-perusahaan tersebut memperoleh reputasi ini dengan menghasilka produk-produk berkualitas, memperlakukan pekerja dengan rasa hormat, memberikan kontribusi kepada komunitas, atau membantu fakir miskin.
Dipihak lain, banyak perusahaan dan asosiasi industry berperang untuk mengubah peraturan pemerintah yang baru atau mencoba untuk mengikisnya melalui ketidak patuhan. Dalam kasus ini, manajemen mungkin merasa bahwa beberapa dari peraturan tersebut, seperti undang-undang perlindungan lingkungan, akan memiliki dampak ekonomi negative terhadap perusahaan mereka karena biaya untuk mematuhi undang-undang tersebut jika tidak sesuai dengan manfaatnya.
Tanggapan Profesi Akuntan
Dengan diberlakukannya undang-undang yang menetapkan program-program sosial pemerintah, bebrapa akuntan merasa bahwa mereka sebaiknya menggunakan keahlian mereka untuk mengukur efektivitas dari program tersebut.
Secara ringkas, literature awal dari akuntansi sosial menyatakan bahwa para akuntan diperlukan untuk menghasilkan data mengenai tanggung jawab perusahaan dan bahwa ada pihak-pihak lain yang berkepentingan (selain perushaan) yang akan tertarik dengan data-data ini.
E.     Akuntansi untuk Manfaat dan Biaya Sosial
Dasar bagi kebanyakan teori akuntansi sosial datang dari analisis yang dilakukan oleh A.C. Pigou terhadap biaya dan manfaat sosial. A.C.Pigou adalah seorang ekonom neo-klasik yang memperkenalkan pemikiran mengenai biaya dan manfaat sosial kedalam ekonomi mikro pada tahun 1920. Titik pentingnya adalah bahwa optimalitas-Pareto (titik dalam ekonomi kesejahteraan dimana adalah mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan seseorang tanpa mengurangi kesejahteraan dari orang lain) tidak dapat dicapai selama produk sosial neto dan produk pribadi neto tidak serata.
Suatu analisis yang serupa dapat dibuat dalam hal biaya. Bagi Pigou, biaya sosial terdiri atas seluruh biaya untuk menghasilkan suatu produk, tanpa mempedulikan siapa yang membayarnya. Biaya yang di bayarkan oleh produsen disebut sebagai biaya pribadi. Selisih antara biaya sosial dan biaya pribadi (disebut sebagai “biaya sosial yang tidak dikompensasikan”) dan disebabkan oleh banyak faktor.
Menurut Pigou, optimalitas-Pareto hanya dapat dicapai jika manfaat sosial marginal sama dengan biaya sosial marginal. Perbedaan antara Pigou dengan model ekonomi tradisional- dimana pendapatan marginal setara dengan biaya marginal- berasal dari perbedaan antara manfaat sosial dan pribadi dengan biaya sosial dan pribadi.
Dengan demikian, ketika akuntan mengukur manfaat pribadi (pendapatan) dan biaya pribadi (beban) serta mengabaikan yang lainnya, mereka bersikap konsisten dengan teori ekonomi tradisional. Gerakan kearah akuntansi sosial, sebagian besar terdiri dari usaha-usaha untuk memasukkan biaya sosial dan biaya sosial yang tidak terbagi kedalam model akuntansi.
1.      Teori Akuntansi Sosial
Berdasarkan analisis Pigou dan gagasan mengenai suatu “kontrak sosial”, K.V.Ramanathan (1976) mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis untuk akuntansi atas biaya dan manfaat sosial.
Terdapat dua masalah utama dengan pendekatan Ramanathan. Pertama, untuk menentukan kontribusi neto kepada masyarakat, beberapa jenis system nilai harus ditentukan. Bagaimana entitas tersebut menentukan apa yang merupakan kontribusi atau apa yang merupakan kerugian bagi masyarakat?. Beberapa kerugian seperti polusi secara universal dibenci dan memasukkannya dalam suatu laporan akuntansi dan dibenarkan dengan relative mudah.
Masalah utama kedua berkaitan dengan pengukuran. Adalah teramat sulit untuk menguantifikasi jumlah pos yang akan dimasukkan dalam laporan kontribusi neto kepada masyarakat.
2.      Pengukuran
Salah satu alasan utama dari lambatnya kemajuan akuntansi sosial adalah kesulitan dalam mengukur kontribusi dan kerugian. Proses tersebut terdiri atas tiga langkah, yaitu :
1)      Menentukan apa yang menyusun biaya dan manfaat sosial.
2)      Mencoba untuk menguantifikasi seluruh pos yang relevan.
3)      Menempatkan nilai moneter pada jumlah akhir.
3.      Menetukan Biaya dan Manfaat Sosial
Cara lain untuk mengidentifikasi asal dari biaya dan manfaat sosial adalah dengan memeriksa proses distribusi dan produksi perusahaan individual guna mengidentifikassi bagaimana kerugian dan kontribusi serta menentukan bagaimana hal itu terjadi. Jika satu bagian dari proses produksidan distribusi diperiksa – mungkin ditemukan produk sampingan yang negative diciptakan bersama-sama dengan produk yang berguna.
4.      Kuantifikasi terhadap Biaya dan Manfaat
Ketika aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dari kerugian serta kontribusi tertentu diidentifikasikan, maka dampak pada manusia dapat dihitung. Untuk mengukur suatu kerugian dibutuhkan informasi mengenai variable-variabel utama, yaitu waktu dan dampak.
1)      Waktu
Beberapa peristiwa yang menghasilkan biaya sosial membutuhkan waktu beberapa tahun untuk menimbulkan suatu akibat. Dalam hal pengukuran, adalah penting untuk menentukan lamanya waktu tersebut. dampak jangka panjang sebaiknya diberikan bobot yang berbeda dengan dampak jangka pendek.
2)      Dampak
Orang-orang dapat dipengaruhi secara ekonomi, fisik, psikologis, dan sosial oleh berbagai kerugian. Untuk mengukur biaya sosial tersebut adalah perlu untuk mengidentifikasikan kerugian-kerugian tersebut dan menguantifikasikannya.
Biaya-biaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai kerugian ekonomi, fisik, psikologis, atau sosial.
1)      Kerugian ekonomi
Biaya-biaya ini meliputi tagihan pengobatan dan rumah sakit yang tidak dikompensasi, hilangnya produktivitas, dan hilangnya pendapatan yang diderita oleh pekerja. Jelaslah, perhitungan ganda atas hilangnya pendapatan dan produktivitas harus duhindari.
2)      Kerugian fisik
Menghitung nilai dari kehidupan atau kesehatan manusia adalah hal yang sulit untuk dilakukan, tetapi seringkali dicoba dalam analisis biaya-manfaat yang tradisional.
3)      Kerugian psikologis
Kerugian-kerugian ini juga sulit untuk dikuantifikasi dan harus didiskontokan pada tingkat bunga yang sesuai.
4)      Kerugian sosial
Dalam keluarga pekerja, perubahan peran dapat terjadi sebagai akibat dari penyakit tersebut. keluarga tersebut dapat menjadi begitu trauma sehingga terjadi perpecahan. Nilai sekarang dari seluruh dampak ini bagaimanapun juga harus dihitung.
F.     Pelaporan Kinerja Sosial
Kerangka kerja akuntansi sosial belum secara penuh dikembangkan dan terdapat masalah pengukuran yang serius mengenai biaya dan manfaat. Meskipun demikian, sejumlah penulis telah menyarankan agar perusahaan melaporkan kinerja akuntansi sosialnya baik secara internal maupun secara eksternal. Pendekatan-pendekatan tersebut meliputi :
1.      Audit Sosial
Audit sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari program-program yang berorientasi sosial dan operasi perusahaan yang reguler.
Audit sosial adalah serupa dengan audit keuangan dalam hal bahwa audit sosial mencoba untuk secara independen menganalisis suatu perusahaan dan menilai kinerja. Setelah audit sosial diselesaikan, perusahaan harus memutuskan apakah akan menginformasikannya kepublik.
2.      Laporan-laporan Sosial
David Linowes telah mengembangkan laopran operasi sosio-ekonomi untuk digunakan sebagai dasar untuk melaporkan informasi akuntansi sosial. Linowes membagi laporannya kedalam tiga kategori :
1)      Hubungan dengan manusia
2)      Hubungan dengan lingkungan
3)      Hubungan dengan produk
3.      Pengungkapan dalam Laporan Tahunan
Ditemukan bahwa secara umum, jumlah perusahaan yng mengungkapkan informasi sosial dan jumlah pengungkapan meningkat dengan stabil. Sekitar 90 persen dari perusahaan yang termasuk dalam laporan tahunan bersifat sukarela dan selektif, dapat diargumentasikan bahwa informasi tersebut memiliki nilai yang dipertanyakan dan seseorang tidak dapat menilai kinerja sosial dari perusahaan tersebut berdasarkan laporan tahunannya.
4.      Perkembangan luar negeri
Bentuk pelaporan model Eropa yang telah digunakan oleh sejumlah perusahaan adalah bentuk yang dikembangkan serta digunakan oleh DeutscheShell (perusahaan minyak Shell di Jerman). Serupa dengan laporan dari perusahaan-perusahaan di Prancis, laporan Deutsche Shell menekankan pada hubungan perusahaan dengan karyawannya. Akan tetapi, laporan tersebut juga memberikan informasi mengenai sejumlah bidang lainnya yang berurusan dengan tanggung jawab sosial perusahaan.
G.    Arah Riset
Riset dalam akuntansi sosial telah cukup ekstensif dan berfokus pada berbagai subjek yang berkisar dari pengembangan kerangka kerja teoretis sampai mensurvei pngguna potensial dari data akuntansi sosial bagi investor.
Studi mengenai kegunaan informasi sosial bagi investor dapat dibagi menjadi dua bidang utama, yaitu :
1)      Survey atas investor potensial
2)      Pengujian empiris terhadap dampak pasar dari pengungkapan akuntansi sosial.
Studi mengenai reaksi pasar modal terhadap pengungkapan informasi sosial menyarankan agar investor menyesuaikan perkiraan mereka terhadap pengungkapan informasi akuntansi sosial. Tidak terdapat kesimpulan yang jelas dari riset mengenai hubungan antara kinerja sosial, kinerja ekonomi, dan pengungkapan sosial.


2 komentar:

  1. @irma-Yuni , saya mau tanya hasil dari kesimpulanny dari akuntansi sosial ny apa ?

    BalasHapus
  2. Good artikel...terima kasih ...nambah pengetahuan banget...

    BalasHapus