ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Anggaran biaya overhead pabrik adalah suatu perencanaan yang terperinci mengenai biaya-biaya tidak langsung yang dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi selama periode yang akan datang, yang meliputi : jenis biaya, waktu serta tempat dimana biaya tersebut terjadi.
Biaya overhead pabrik merupakan biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
§ Biaya overhead pabrik ditinjau dari bagian yang bertanggung jawab, dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a) Biaya langsung, yaitu biaya yang semata-mata menjadi tanggung jawab bagian yang bersangkutan dan tidak dibebankan kebagian lain.
b) Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang menjadi tanggung jawab beberapa bagian pada pabrik.
§ Kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar penyusunan anggaran biaya overhead pabrik adalah :
a) Kapasitas praktis, adalah kapasitas teoritis ( yakni kapasitas pabrik untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh, tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu ) dikurangi dengan kerugian waktu yang tidak dapat karena hambatan intern perusahaan.
b) Kapasitas normal, adalah kemampuan perusahaan berproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang.
c) Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan, adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam periode yang akan datang.
§ Tujuan pengawasan biaya overhead pabrik :
a) Untuk mengetahui sesuai tidaknya realisasi dengan yang direncanakan.
b) Untuk mengetahui besar kecilnya biaya overhead.
c) Untuk menentukan bagian-bagian yang bertanggung jawab.
§ Faktor-faktor dalam penyusunan biaya overhead pabrik:
1) Jenis barang yang dihasilkan
2) Jumlah barang yang diproduksi
3) Departemen (tempat) dimana biaya dialokasikan
4) Tarif biaya overhead pabrik persatuan kegiatan
5) Waktu ( kapan ) produksi dilaksanakan
§ Aplikasi penyusunan anggaran biaya overhead pabrik
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik :
1) Anggaran unit yang akan diproduksi
2) Berbagai standar yang ditetapkan perusahaan
3) Sistem pembayaran upah
4) Metode depresiasi
5) Metode alokasi biaya:
- Perbandingan pemakaian watt
- Perbandingan luas lantai
- Perbandingan jumlah karyawan
- Perbandingan nilai kekayaan (aset) dari masing-masing departemen (bagian).
Contoh:
PT. kelapa dua bergerak dalam bidang manufaktur yang mempunyai data-data sebagai berikut :
Diminta :
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu X dan Y ke departemen produksi A dan B, dengan menggunakan metode aljabar.
2. Hitunglah Tarif BOP Tetap dan Variabel untuk masing-masing departemen.
Jawaban :
1) Tabel alokasi budget BOP
Perhitungan :
X = 155.000 + 0,05 Y (1)
Y = 84.000 + 0,10 X (2)
– 0,05 Y = 155.000 – X [ x 1 ] —› – 0,05 Y = 155.000 – X
Y = 84.000 + 0,1 X [ x 10 ] —› 10 Y = 840.000 + X +
9,95 Y = 995.000
Y = Rp. 100.000,-
X = 155.000 + 0,05 ( 100.000 ) = Rp. 160.000,-
2) Perhitungan tarif BOP
Departemen A Departemen B
Tarif BOP per jam :
Rp. 300.000
40.000 Rp. 7,5 —
Rp. 250.000
50.000 — Rp. 5,-
Tarif BOP Tetap :
60 % x Rp. 7,50 Rp. 4,5 —
50 % x Rp. 5,- — Rp. 2,5
Tarif BOP Variabel :
40 % x Rp. 7,50 Rp. 3,- —
50 % x Rp. 5,- — Rp. 2,5
ANGGARAN BIAYA VARIABEL
Anggaran variabel adalah skedul biaya yang menunjukkan bagaimana masing-masing biaya akan berubah dengan perubahan volume, output, dan aktifitas. Anggaran variabel menyatakan hubungan antara volume dan biaya dalam suatu relevant range volume yang terbatas.
Tujuan utama pendekatan anggaran variabel secara khusus mengidentifisir bagaimana, dan seberapa jauh, masing-masing elemen biaya dalam suatu pusat pertanggung jawaban dipengaruhi oleh aktifitas pusat pertanggung jawaban yang bersangkutan.
Anggaran variabel didasari oleh konsep variabilitas biaya yang menyatakan bahwa biaya dapat dikaitkan dengan output dan aktifitas, dan apabila hubungannya sedemikian rupa maka biaya pada dasarnya merupakan fungsi dari dua faktor yakni :
a) Faktor waktu
b) Faktor aktifitas
§ Kegunaan anggaran variabel :
1. Mempermudah penyusunan anggaran biaya departemental untuk dimasukkan kedalam profit plan.
2. Menetapkan tujuan biaya bagi menejer pusat pertanggung jawaban selam periode profit plan.
3. Menetapkan anggaran yang disesuaikan untuk tujuan perbandingan dengan biaya sesungguhnya dalam laporan pelaksanaan bulanan.
§ Tujuan anggaran variabel :
1. Dasar perhitungan anggaran pada suatu departemen
2. Dasar perhitungan biaya yang ditargetkan, apabila rencana kegiatan dalam departemen direvisi(diperbaiki).
§ Faktor-faktor penyusunan anggaran biaya variabel :
1. Penentuan satuan kegiatan, misalnya
· Jam mesin langsung (DMH)
· Jam kerja langsung (DLH)
· Jam reparasi langsung (DRH)
· Kilo watt perjam (KWH)
2. Penentuan relevant range
Adalah suatu interval yang dinyatakan dengan tingkat output tetentu, dimana anggaran variabel yang bersangkutan masih dapat dipakai atau berlaku.
§ Metode pemisahan komponen fixed dan variabel serta aplikasi anggaran biaya variabel.
Ada 3 metode, yaitu :
a) Metode langsung
Yaitu didasarkan atas hasil penelitian dipabrik atau atas dasar analisis terhadap data historis yang dilengkapi dengan interprestasi keputusan menejemen yang ada kaitannya dengan data historis yang bersangkutan.
b) Metode titik tertinggi dan terendah
Yaitu dengan cara memisahkan komponen biaya tetap dan variabel dengan perhitungan interpolasi diantara dua macam volume output atau tingkat kegiatan yang berbeda.
c) Metode statistika
Yaitu dengan menggunakan regresi linear. Analsis ini menghubungkan data biaya dengan data output dari waktu-waktu yang lalu, sehingga dapat diketahui bagaimana biaya-biaya akan berubah sehubungan dengan perubahan volume output berdasarka persamaan yang dibentuk.
Contoh :
Data Rencana Departmen Reparasi yang terdiri dari 3 macam biaya.
Jenis Biaya | 10.000 DRH | 16.000 DRH |
Gaji | Rp 100.000 | Rp 100.000 |
Bahan pembantu | Rp 144.000 | Rp189.000 |
Lain-lain | Rp 30.000 | Rp 42.000 |
| | |
Ditanya :
1. Susun anggaran variabel yang terinci dalam bentuk tabel dengan relevant range kelipatan 200 DRH.
2. Membuat anggaran variabel dalam bentuk formula.
Jawaban :
1. Anggaran variabel dalam bentuk tabel
2. Anggaran variabel dalam bentuk formula
· Bahan pembantu (biaya semi variabel)
- Total biaya titik maksimal 16.000 DRH = Rp 189.000
- Total biaya titik minimal 10.000 DRH = Rp 144.000
Selisih 6.000 = 45.000
Biaya variabel / DRH = 45.000/6000 = Rp 7,50
Total biaya pada 16.000 = Rp 189.000
Biaya variabel = 16.000 x 7,50 = 120.000
Biaya tetap = 69.000
· Biaya lain-lain
- Total biaya titik maksimal 16.000 DRH = 41.000
- Total biaya titik minimal 10.000 DRH = 30.000
Selisih 6.000 DRH = 12.000
Biaya variabel / DRH = 12.000/6.000 = Rp 2,-
Total biaya pada 16.000 DRH = 42.000
Biaya variabel = 16.000 x 2 = 32.000
Biaya tetap = 10.000
Jenis biaya | Biaya tetap | Biaya variabel/DRH |
Gaji | 100.000 | - |
Bahan pembantu | 69.000 | 7,50 |
Lain-lain | 10.000 | 2 |
jumlah | 179.000 | 9,50 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar