TugasMandiri Dosen Pembimbing
Akuntansi Keperilakuan Anna Nurlita, SE,MSi
Faktor-faktor Keperilakuan pada
Penganggaran Modal
DISUSUN OLEH ;
Irma Yuni
NIM: 10973005678
JURUSAN
AKUNTANSI S1
FAKULTAS
EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
PEKANBARU
2012
Faktor-faktor
Keperilakuan pada Penganggaran Modal
A.
Faktor-faktor
Keperilakuan
Manajer keuangan dan akuntan manajemen juga terlibat
dalam proses penyusunan jenis lain ari anggaran, yaitu anggaran modal (capital budgeting). Karena keterlibatan
ini, maka penting bagi mereka untuk menyadari berbagai faktor, khususnya
faktor-faktor keprilakuan, yang sangat mempengaruhi proses penganggaran modal dan
pengambilan keputusan.
1. Definisi
Penyusunan Anggaran Modal
Penyusunan
anggaran modal dapat didefinisikan sebagai proses mengalokasikan dana untuk
proyek atau pembelian jangka panjang. Keputusan penyusunan anggaran modal
dibuat ketika kebutuhan untuk itu muncul dan melibatkan jumlah uang yang
relative besar, komitmen jangka panjang, dan ketidakpastian yang disebabkan
oleh panjangnya waktu yang terlibat dan kesulitan dalam mengestimasikan
variable-variabel pengambilan keputusan (jumlah arus kas, penentuan waktu, dan
seterusnya).
Karena
melibatkan jumlah dana yang begitu besar, keputusan anggaran modal yang salah
dapat mengakibatkan kebangkrutan, masalah-masalah arus kas yang sulit, atau
paling tidak, kegagalan untuk mengoptimalkan operasi perusahaan.
2. Jenis
dan Pentingnya Faktor-faktor Keperilakuan dari Penyusunan Anggaran Modal
Identifikasi
dan spesifikasi atas proyek potensial memerlukan kreativitas dan kemampuan
untuk mengubah ide yang bagus menjadi suatu proyek yang praktis. Menurut
pemikiran, keputusan yang telah dipilih tersebut akan benar-benar objektif,
tetapi hal tersebut sangatlah tidak mungkin terjadi.
3. Masalah
dalam Mengidentifikasi Proyek Potensial
Adalah
penting untuk diperhatikan bahwa selalu terdapat minat yang besar dalam
mengevaluasi keberhasilan dari proyek yang dipilih. Akan tetapi, proyek yang
dikorbankan, baik karena tidak adanya identifikasi maupun seleksi, hamper tidak
pernah dipertimbangkan sesudahnya. Hal itu mungkin disebabkan karena biaya
kesempatan dari proyek tersebut lebih besar dibandingkan dengan manfaat dari
proyek yang dipilih dan diterapkan.
4. Masalah
Prediksi yang Dsebabkan oleh Perilaku Manusia
Memproyeksikan
kemulusan dan kesesuaian dari aktivitas individual maupun kelompok aktifitas
untuk suatu periode selama lima sampai dua puluh tahun adalah tindakan yang
berbahaya.
Juga
diketahui secara umum bahwa orang-orang belajar dengan berlalunya waktu ketika
mereka mengoperasika suatu prosedur tertentu.
5. Masalah
Manajer dan Ukuran Jangka Pendek
Karena
jarang terdapat hubungan satu banding satu antara manajer dan proyek, maka
manajer individual akan mengambil alih proyek-proyek dari pendahuluan mereka
dan memulai beberapa proyek mereka sendiri. Sedikit sekali proyek yang akan
dimulai dan diselesaikan oleh manajer yang sama karena tingkat perputaran yang
cukup cepat (misalnya promosi, transfer, dan seterusnya) yang terjadi di
kebanyakan organisasi.
6. Masalah
yang Disebabkan oleh Identifikasi Diri Sendiri dengan Proyek
Manajemen
puncak sebaiknya menyadari bahwa proses mencoba untuk membuat proyek yang buruk
terlihat bagus dapat menyiksa bahkan manajer yang terbaik sekali pun. Sebaiknya
terdapat mekanisme yang elegan untuk “menyelamatkan” proyek sebelum manajer
yang sebenarnya sangat bagus meninggalkan perusahaan atau bertindak secara disfungsional
untuk menghindari keharusan untuk mengakui bahwa suatu proyek yang mereka
usulkan tidak berhasil.
7. Pengembangan
Anggota dan Proyek Modal
Dalam
proses seleksi proyek, manajemen puncak harus mempertimbangkan apakah proyek
yang diusulkan adalah baik untuk pengembangan dari sipengusul proyek tersebut
pada saat ini. Proyek tersebut mungki saja terlalu besar bagi orang atau divisi
tersebut untuk diserap tanpa membuat mereka manjadi putus asa.
Dengan
demikian, suatu perusahaan dapat melaksanakan suatu proyek yang melibatkan
sedikit laba atau bahkan tidak sama sekali hanya untuk manfaat pelatihan
karyawan.
8. Penyusunan
Anggaran Modal sebagai Ritual
Beberapa
ilmuan keperilakuan menyarankan bahwa seluruh proses penyusunan anggaran modal
adalah sebuah ritual. Mereka menyarankan bahwa hanya sedikit proyek yang
diajukan oleh manajer tingkat bawah kecuali jika usulan tersebut memiliki
peluang yang bagus untuk disetujui. Terlalu banyak rasa malu dan “hilang muka”
yang diidentifikasikan dengan proyek yang ditolak
9. Perilaku
Mencari Resiko dan Menghindari Resiko
Individu
bereaksi secara berbeda terhadap resiko. Beberapa orang tampaknya menikmati
pengambilan keputusan yang beresiko dan berada dalam situasi yang beresiko
sementara yang lain mencoba untuk menghindari hal-hal tersebut. kondisi
tertentu dari tingkat penghindara resiko oleh pengambilan keputusan dalam
penyusunan anggaran modal akan mempengaruhi bagaimana orang tersebut bereaksi
atas proyek. Berdasarkan kelompok data yang sama, dua pengambil keputusan yang
berbeda kemungkinan besar akan membuat keputusan yang berlawanan bergantung
pada perasaan mereka terhadap resiko.
10. Membagi
Kemiskinan
Fenomena
“membagi kemiskinan” seringkali memiliki dampak yang penting dalam proses
penyusunan anggaran modal. Hal ini terjadi ketika tersedia lebih banyak proyek
anggaran modal yang potensial lebih menguntungkan dibandingkan dengan dana yang
tersedia untuk mendanainya, suatu kondisi yang disebut dengan rasionalisasi
modal.
B.
Tampilan
Rasio
Dalam meninjau faktor-faktor ini, juga dicatat bahwa
terdapat masalah-masalah yang ditimbulkan oleh kesulitan dalam
mengidentifikasikan dan memilih proyek modal dan kebutuhan akan kreativitas dan
penilaian manusia.
Kesimpulannya, seseorang dapat mengatakan bahwa
proses penyusunan anggaran memiliki tampak muka rasionalitas, terutama ketika
model matematis yang rumit digunakan. Model matematis tersebut memberikan
atmosfir kepastian, logika, dan ilmu pengetahuan. Tetapi, yang mendasari proses
pengambilan keputusan adalah faktir-faktor keperilakuan yang disebutkan dalam
bab ini. Sayangnya, para pengambil keputusan mungkin tidak ingin mengakui bahwa
faktor-faktor manusia yang irasional mungkin menjadi faktor yang terpenting
dalam penerimaan atau penolakan terhadap suatu proyek tertentu.
C.
Saran-saran
Perbaikan
Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh
yang merugikan dari faktor-faktor keperilakuan manusia terhadap proses
penyusunan anggara modal? Pertama, adalah penting bahwa mereka yang terlibat
dalam penyusunan anggaran modal menyadari faktor-faktor keperilakuan yang
melekat pada proses tersebut. dimana mungkin, faktor-faktor ini sebaiknya tidak
diperbolehkan untuk mengaburkan data keputusan yang relevandan yang bersifat
lebih rasional. Sementara dalah tidak mungkin untuk tidak sama sekali menghilangkan
faktor-faktor manusia, suatu pendekatan yang berhasil akan menekankan pada
kesadaran akan faktor-faktor tersebut dan uasaha-usaha untuk mengendalikan
dampaknya yang disfungsional.
Kesimpulannya, disarankan bahwa mereka yang terlibat
dalam proses penyusunan anggaran modal dan dalam manajemen proyek modal
sebaiknya paling tidak menyadari akan faktor-faktor keperilakuan yang terlibat.
Paling tidak, mereka sebaiknya mengambil langkah-langkah aktif untuk memastikan
bahwa faktor-faktor keperilakuan dari penyusunan anggaran modal tidak
menghasilkan keputusan yang suboptimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar